Kamis, 03 Januari 2013

PTK GURU


A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas diambil dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). Dalam istilah tersebut terdapat tiga kata kunci, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. Suharsimi (2006:2) menyatakan bahwa penelitian merujuk pada suatu kegiatan dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri atas fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

Kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar (yang bersifat relatif) sebagai penyempurnaan pengetahuan sebelumnya telah dilaksanakan oleh para peneliti dan ilmuwan dalam bidang ilmunya masing-masing. Secara akumulatif hasil penelitian memberikan an sumbangan penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang. Di samping itu, hasil penelitian juga telah memungkinkan manusia dapat lebih baik memecahkan masalah-masalah praktis yang dihadapi dalam hidupnya.

Kata kunci kedua dalam terminologi PTK (CAR) adalah Tindakan. Pengertian Tindakan merujuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, tindakan berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kata kunci ketika dalam PTK, adalah Kelas. Pengertian Kelas, tidak terikat pada pengertian ruang kelas secara sempit, namun dalam konteks ini kelas merujuk pada pengertian sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan demikian, Kelas adalah sekelompok siswa yang sedang belajar. (Suharsimi, dkk, 2006:3). Sedangkan Siregar (2005:8) mengemukakan bahwa istilah kelas dalam PTK merujuk pada proses belajar mengajar (PBM ).

Dengan merujuk pada tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas bersama Lebih lanjut Suharsimi (2006:4) menyebutkan istilah Penelitian Tindakan Kelas dipahami sebagai Penelitian Tindakan.

Pengertian tentang Penelitian Tindakan Kelas diajukan oleh banyak ahli, namun dalam modul ini hanya beberapa pendapat ahli saja yang akan dikemukakan. Hopkin (1993: 1), mengemukakan bahwa, penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang diambil guru untuk meningkatkan dirinya atau teman sejawatnya untuk menguji asumsi-asumsi teori pendidikan di dalam praktik, atau mempunyai makna sebagai evaluasi dan implementasi keseluruhan prioritas sekolah. Guru dalam melaksanakan penelitian kelas pada dasarnya memperluas perannya termasuk di dalamnya melakukan refleksi kritis terhadap tugas profesionalnya. Dengan demikian, guru yang melakukan penelitian di dalam kelas atau menyangkut praktik pembelajaran, guru dapat meningkatkan tanggungjawabnya terhadap praktik yang mereka lakukan, dan menciptakan lingkungan yang lebih dinamis dan menarik dalam praktik pembelajaran.

Lewin (1947) dalam Hopkin (1993) menyatakan definisi penelitian tindakan sebagai tiga tahap proses spiral tentang: (1) perencanaan yang meliputi penelitian pendahuluan ( reconnaissance ), (2) pengambilan tindakan, dan (3) pengambilan data ( fact-finding ) tentang hasil tindakan yang dilakukan. Sedangkan Corey (1953) menyatakan penelitian tindakan merupakan proses yang dilakukan oleh praktisi dalam usahanya untuk mempelajari masalah yang ditemuinya dalam melaksanakan tugas secara ilmiah untuk pembimbingan, perbaikan, dan pengevaluasian keputusan dan tindakannya. Glickman (1992) merumuskan penelitian tindakan dalam pendidikan sebagai studi yang dilakukan teman sejawat di sekolah sebagai hasil dari aktivitas yang dilakukannya untuk memperbaiki pengajaran. Calhoun (1994) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah cara yang menarik ( fancy ) untuk mengajak mempelajari hal-hal yang terjadi di dalam sekolah dan menentukan cara membuat suasana menjadi lebih baik. Carr dan Kemmis (1996) mengenalkan istilah Educational Action Research , yang selanjutnya dikenal dengan nama C lassroom Action Reseach (CAR/ Penelitian Tindakan Kelas ) . Penelitian Tindakan Kelas muncul sebagai reaksi terhadap kekurangpedulian peneliti pendidikan terhadap masalah-masalah nyata yang dialami guru di dalam kelas. Selama ini penelitian-penelitian pendidikan kurang banyak bermanfaat, karena bersifat abstrak, teoritis, dan kurang tampak hasilnya di sekolah. Dalam penelitian-penelitian pendidikan, guru kurang dilibatkan, sering kali guru dijadikan obyek penelitian, guru yang diteliti tidak pernah mendapat balikan tentang berhasil tidaknya pembelajaran yang ia lakukan. Sedangkan Rustam Mundilarto (2004:1) mengemukakan bahwa PTK adalah sebuah mengemukakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan berbagai definisi yang diajukan oleh berbagai ahli tentang penelitian tindakan (kelas atau di dalam pendidikan), dapat kita kemukakan bahwa pada dasarnya semua definisi tersebut menyebutkan tentang tindakan yang dilakukan di dalam pembelajaran, dilakukan oleh guru dan teman sejawatnya, bertujuan untuk memperbaiki keputusan dan/atau tindakan yang dilakukan sebelumnya. Penelitian tindakan dikenal dengan beberapa nama, diantaranya penelitian participatory, inkuiri kolaborasi, penelitian emansipatory dan action learning , perbedaannya terletak pada temanya.

Secara sederhana, penelitian tindakan merupakan learning by doing , dimana sekelompok orang mengindentifikasi masalah, melakukan sesuatu kegiatan untuk melakukan pemecahan masalah, mengkaji keberhasilan upaya-upaya mereka, dan jika tidak memuaskan, mereka mencoba melakukan pemecahaan masalah kembali. ( O'Brien, 1998:2)

Dari berbagai pengertian di atas, maka penelitian tindakan dalam kontek pendidikan dan atau dalam konteks pembelajaran dapat dinyatakan sebagai berikut :

Penelitian tindakan dalam konteks pembelajaran dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas PTK), yaitu suatu upaya dari berbagai pihak terkait, khususnya guru sebagai pengajar untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran itu sendiri. Masalah penelitiannya bersumber dari lingkungan kelas yang dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki, dievaluasi, dan akhirnya dibuat suatu keputusan dan dilaksanakan suatu tindakan untuk memperbaiki masalah yang ditemukan dalam pembelajaran tersebut.

Jadi sebenarnya penelitian tindakan itu secara alamiah telah dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Namun demikian, hal itu tidak secara otomatis dapat dikatakan penelitian tindakan, sebab ciri utama penelitian tindakan terletak pada perencanaan yang matang.
sumber



B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Setiap penelitian memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari penelitian lainnya. Dari beberapa literatur yang sangat terbatas, penulis mengidentifikasi beberapa karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebagai berikut.

• Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus berasal dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan penelitian hendaknya bersifat konstektual dan spesifik.

• Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan/memperbaiki praktik-praktik pembelajaran secara langsung daripada menghasilkan pengetahuan.

• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berlingkup mikro, dilakukan dalam lingkup kecil, bisa satu kelas atau beberapa kelas di suatu sekolah tertentu, sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sampel. Istilah sampel dan pupulasi tidak diperlukan dalam PTK ini, karena hasil PTK tidak untuk digeneralisasikan.

• Hasil temuan PTK adalah pemahaman mendalam mengenai kehidupan kelas.

• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual di dalam dunia kerja atau dunia pendidikan.

• Pada PTK, peneliti sebagai guru tetap melaksanakan tugasnya sehari-hari mengajar di kelas dan guru sebagai peneliti dapat melakukan perubahan-perubahan atau pemecahan masalah untuk perbaikan atau peningkatan pembelajaran.

• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk jenis penelitian terapan yang melibatkan peneliti secara aktif mulai dari pembuatan rancangan penelitian, rencana tindakan, sampai pada penerapannya dengan modifikasi intervensi yang sesuai dengan perkembangan kelas.

• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat fleksibel dan adaptif, membolehkan peneliti mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan pelaksanaan on the spot experimentation dan inovasi.

• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu kerja sama antara teman sejawat, atau kepala sekolah, dan pakar pendidikan, untuk berbagi kepakaran dan atas pemahaman terhadap kelebihan masing-masing. PTK dapat juga dilakukan secara individual (oleh seorang peneliti), dan atau dalam bentuk tim.

10.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan langkah-langkah berupa siklus yang sistematis, dengan urutan dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.



C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan penelitian tindakan kelas banyak dikemukakan oleh banyak ahli, namun berikut ini hanya beberapa pendapat yang dikemukakan. Hopkin (1993:44) mengemukakan tujuan PTK adalah untuk: (1) memberikan kontribusi terhadap pemecahan permasalahan praktis dan pengembangan keprofesian guru ( terutama dalam menerapkan teori ke dalam praktik mengajar); (2) untuk memberikan pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang akan memberikan kepekaan kepada guru bagaimana siswanya belajar dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan Mc Niff (1992) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini mengacu dan memiliki konteks proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian tujuan utama dari PTK adalah untuk peningkatan dan atau perbaikan praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.

Suyanto (1996) menjelaskan bahwa PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan diri atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat tercapai apabila guru melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Tujuan iringan dari PTK ini adalah terjadinya proses latihan bagi guru dalam jabatan selama proses penelitian tindakan berlangsung. Zainal Aqib (2006:18) mengemukakan juga bahwa PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian, guru akan mendapatkan banyak pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran , dan bukan bertujuan untuk mendapatkan ilmu baru.

D. Kegunaan Penelitian Tindakan Kelas

Apabila guru melaksanakan penelitian tindakan kelas, guru akan banyak memperoleh manfaat. Manfaat dari PTK antara lain adalah sebagai berikut.


• Inovasi Pembelajaran

Guru perlu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Setiap tahun, Guru akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda, karena itu, jika guru melakukan PTK yang dimulai dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

• Peningkatan Profesionalisme Guru

Mc Niff (1992:9) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang untuk terbuka pada pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian tindakan-tindakan dalam PTK merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak langsung dapat meningkatkan keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di kelas.

Guru yang profesional akan selalu mengkaji dan melakukan penilaian secara kritis terhadap praktik pembelajarannya. Apabila guru melihat kinerjanya sendiri, dan ia merefleksikan apa yang telah dilakukannya, lalu ia memperbaikinya, maka pada akhirnya guru akan mendapatkan otonominya secara profesional.
@http://www.p4tkipa.org/
A.  Penyusunan Proposal / Usulan Penelitian Tindakan Kelas
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya disebut proposal atau usulan penelitian. Dengan demikian usulan penelitian merupakan langkah pertama dari kerja penelitian. Pada umumnya proposal PTK terdiri atas komponen-komponen berikut.
1. Judul PTK
Judul dinyatakan dengan kalimat sederhana, namun tampak jelas maksud tindakan yang akan dilakukan dan di mana penelitian dilaksanakan, jika diperlukan cantumkan semester/tahun ajaran.
Berikut contoh judul PTK:
•  Penggunaan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat Untuk Melatihkan Keterampilan Teknologi Pada Kegiatan Rancang Bangun Karya Listrik di Kelas V SD.
•  Penggunaan Alat Peraga APIUK Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP.
•  Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas XI Mata Pelajaran Biologi.
•  Peningkatan Keterampilan Menginfer dan Menginterpretasikan Data Dalam Pelajaran IPA di SMP Pada Topik Perpindahan Energi Dengan Model Pembelajaran Induktif.
2. Bab Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisikan tentang penjelasan:
a  Latar belakang
Dalam latar belakang dijelaskan kondisi objektif yang mengharuskan dilaksanakannya PTK. Kondisi ini merupakan hasil identifikasi guru terhadap masalah pembelajaran yang dilaksanakan. Masalah yang diteliti benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan ditinjau dari ketersedian waktu, biaya, daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Di samping itu, kemukakan kondisi pembelajaran yang seharusnya dilakukan dan kondisi yang ada sehingga jelas terdapat kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntut untuk dicari solusinya melalui PTK. Secara garis besar dikemukakan juga tindakan yang akan dilakukan pada subjek pelaku tindakan dan menjelaskan mengapa tindakan tersebut diberikan. Pada bagian pendahuluan, penulis boleh sedikit menyinggung teori yang melandasi diajukannya ide atau gagasan untuk mengatasi masalah.
b  Perumusan Masalah
Rumuskan masalah dalam bentuk rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan.
Contoh rumusan masalah:
Judul PTK
Rumusan Masalah
Penggunaan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat Untuk Melatihkan Keterampilan Teknologi Pada Kegiatan Rancang Bangun Karya/Alat Listrik di Kelas V SD.                Apakah penerapan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat dapat melatihkan keterampilan teknologi pada kegiatan rancang bangun karya/ Alat Listrik pada siswa kelas V SD?
Penggunaan Alat Peraga APIUK Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP            Apakah penggunaan Alat Peraga APIUK dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP?
Peningkatan Keterampilan Menginfer dan Menginter-pretasikan Data D alam Pelajaran IPA di SMP Pada Topik Perpindahan Energi Dengan Model Pembelajaran Induktif.     Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan siswa dalam menginfer dan menginterpretasikan data pada topik Perpindahan Energi melalui model Pembelajaran Induktif?
Pada awalnya, mengidentifikasi masalah adalah sulit, namun ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita dalam mengidentifikasi masalah PTK. Hopkins (1993:63) mengemukakan beberapa pertanyaan untuk membantu memfokuskan permasalahan, yaitu:
•  Apa yang sekarang sedang terjadi?
•  Apakah yang sedang berlangsung itu mengandung permasalahan?
•  Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya?
•  Apakah yang ingin saya perbaiki?
•  Adakah gagasan yang ingin saya cobakan di kelas saya?
Setelah terindentifikasi fokus masalah PTK, untuk membantu menentukan masalah yang akan dipilih, jawablah pertanyaan berikut:
•  Apakah dengan fokus tersebut anda dapat memperbaikinya?
•  Apakah orang lain juga merasakan hal yang kurang beres itu?
•  Apakah anda merasa kebingungan dengan apa yang ditemukan?
•  Apakah anda semakin terdorong untuk mencari solusi untuk permasalahan itu?
Rumusan masalah hendaknya juga memberikan informasi tentang what (apa yang dipermasalahkan; who( siapa yang terlibat sebagai objek masalah); where (dimana terjadinya masalah); when (kapan terjadinya masalah); dan how (bagaimana penyimpangan).
Berikut ini contoh masalah yang bersifat umum:
Minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA rendah
Dari masalah yang bersifat umum di atas, dapat dispesifikkan sebagai berikut:
Lebih dari 70% minat dan aktivitas siswa kelas VII SMP SEDEC Bandung pada tahun 2007 terhadap pelajaran IPA rendah.
Dari masalah di atas dapat ditelusuri hal-hal berikut:
•  Apa yang menjadi masalah? ( minat dan aktivitas siswa terhadap pelajaran IPA )
•  Siapa yang mengalami masalah? ( siswa kelas VII)
•  Di mana masalah itu terjadi? ( di kelas VII SMP SEDEC Bandung)
•  Kapan masalah itu terjadi? ( tahun 2007)
•  Berapa banyak siswa yang mengalami masalah? ( lebih dari 70%)

c  Pemecahan Masalah
Pada bagian ini uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan terarah.
Untuk mencari akar penyebab timbulnya masalah dapat ditelaah dengan menjawab beberapa pertanyaan, misalnya:
•  Bagaimanakah suasana belajar siswa dalam pelajaran IPA?
•  Apakah metode/pendekatan/model pembelajaran yang digunakan guru menarik?
•  Apakah pembahasan mata pelajaran IPA menyentuh lingkungan siswa sehari-hari?
Dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diduga menjadi akar masalah, anda dapat menentukan alternatif pemecahan masalah.

d  Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan proses yang akan dilakukan atau kondisi yang dinginkan setelah dilaksanakannya PTK. Tuliskan tujuan penelitian yang ingin dicapai secara singkat dan jelas dengan mengacu pada permasalahan penelitian dan dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.
Contoh:
Judul
Permasalahan
Tujuan
Penggunaan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat Untuk Melatihkan Keterampilan Teknologi Pada Kegiatan Rancang Bangun Karya/Alat Listrik di Kelas V SD.                Apakah penerapan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dapat melatihkan keterampilan teknologi pada kegiatan rancang bangun karya/ Alat Listrik pada siswa kelas V SD?         Ingin mengetahui:
•  Keterlaksanaan model pembelajaran STM dalam melatihkan keterampilan teknologi pada kegiatan rancang bangun karya/ Alat Listrik pada siswa kelas V SD.
•  Keterampilan-keterampilan teknologi apa saja yang muncul dan dapat dilatihkan pada pembelajaran rancang bangun karya Listrik di SD kelas VI dengan model pembelajaran STM
Penggunaan Alat Peraga APIUK Untuk Mening-katkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP            Apakah penggunaan Alat Peraga APIUK dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP?      •  Ingin mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan siswa terhadap materi lambang unsur dan rumus kimia dengan menggunakan alat peraga APIUK.
•  Ingin memperoleh pendapat (kesan dan respon) siswa tentang pelaksanaan pembela-jaran lambang unsur dan rumus kimia dengan menggunakan alat peraga APIUK
Peningkatan Keterampilan Menginfer dan Menginterpretasikan Data Dalam Pelajaran IPA di SMP Pada Topik Perpindahan Energi Dengan Model Pembelajaran Induktif.     Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan siswa dalam menginfer dan menginterpretasikan data pada topik Perpindahan Energi melalui model Pembelajaran Induktif?              •  Meningkatkan keterampilan siswa dalam menginfer dan menginterpretasikan data
•  Meningkatkan hasil belajar siswa

e  Manfaat Hasil penelitian
Pada bagian ini uraikan kontribusi hasil penelitian baik dari segi pengembangan teori (tapi tidak terlalu ambisius) dan praktik terhadap pengembangan kualitas pembelajaran sehingga tampak manfaatnya bagi guru dan siswa, maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.

3. Kajian Teori/Kajian Pustaka
Pada bagian ini diuraikan dengan jelas kajian-kajian teori yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam penelitian dan mendasari usulan proposal PTK. Di samping teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan dicari solusinya, kemukakan juga temuan dan atau hasil/bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan. Kajian pustaka juga digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan dgunakan dalam penelitian.

4. Metode Penelitian (Rencana dan Prosedur Penelitian)
Pada bagian ini diuraikan secara jelas seting penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan subjek penelitian, waktu, lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas . Contoh: subjek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 58 Bandung berjumlah 40 orang terdiri atas 20 orang siswa laki-laki dan 20 orang siswa perempuan dengan tingkat kemampuan siswa rata-rata. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari s. d April tahun 2007.
Prosedur atau rencana tindakan dituliskan secara rinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi serta evaluasi. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai setiap siklus sebelum pindah ke siklus berikutnya. Jumlah siklus sebaiknya lebih dari satu. Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel. Contohnya sebagai berikut.
Contoh Pokok-pokok Rencana Kegiatan
Siklus I 
Refleksi awal


Perencanaan    
•  Menganalisis hasil pembelajaran dengan pada topik tertentu
•  Identifikasi masalah yang terjadi , menyusun hipotesis tindakan
•  Mendiskusikan apa yang harus disiapkan
•  Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
•  Menentukan materi pokok
•  Mengembangkan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran
•  Menyusun LKS
•  Menyiapkan sumber belajar
•  Mengembangkan format/instrumen evaluasi
•  Mengembangkan format observasi
Tindakan              •  Menerapkan tindakan mengacu pada skenario pembelajaran
Observasi            •  Melakukan observasi dengan menggunakan format observasi
•  Menilai hasil tindakan
Refleksi                •  Melakukan evaluasi dari setiap macam tindakan yang telah dilakukan
•  Mendiskusikan hasil evaluasi
•  Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi
Siklus II
Perencanaan
•  Identifikasi masalah yang muncul dari perlakuan pada siklus 1
•  Penetapan alternatif pemecahan masalah
•  Pengembangan program tindakan II
Tindakan              •  Pelaksanaan program tindakan II
Observasi            •  Melakukan observasi terhadap pelaksanaan program tindakan II dengan menggunakan format observasi
•  Menilai hasil tindakan
Refleksi                •  Melakukan evaluasi dari setiap macam program tindakan II yang telah dilakukan
•  Mendiskusikan hasil evaluasi
Siklus berikutnya             
dst          Dst
Sumber: Suhardjono: (2006: 70-71)
Di dalam bagian metodologi juga diuraikan prosedur pengumpulan data yang mencakup teknik pengumpulan data (apakah menggunakan teknik wawancara, tes, dokumen, observasi, dll), instrumen yang digunakan, serta cara mengolah data.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar