A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas diambil dari istilah bahasa
Inggris Classroom Action Research (CAR). Dalam istilah tersebut terdapat tiga
kata kunci, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. Suharsimi
(2006:2) menyatakan bahwa penelitian merujuk pada suatu kegiatan dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti.
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah
untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang
diperoleh dari penelitian terdiri atas fakta, konsep, generalisasi, dan teori
yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar
(yang bersifat relatif) sebagai penyempurnaan pengetahuan sebelumnya telah
dilaksanakan oleh para peneliti dan ilmuwan dalam bidang ilmunya masing-masing.
Secara akumulatif hasil penelitian memberikan an sumbangan penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang. Di samping
itu, hasil penelitian juga telah memungkinkan manusia dapat lebih baik
memecahkan masalah-masalah praktis yang dihadapi dalam hidupnya.
Kata kunci kedua dalam terminologi PTK (CAR) adalah
Tindakan. Pengertian Tindakan merujuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, tindakan berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa. Kata kunci ketika dalam PTK, adalah Kelas. Pengertian
Kelas, tidak terikat pada pengertian ruang kelas secara sempit, namun dalam
konteks ini kelas merujuk pada pengertian sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan
demikian, Kelas adalah sekelompok siswa yang sedang belajar. (Suharsimi, dkk,
2006:3). Sedangkan Siregar (2005:8) mengemukakan bahwa istilah kelas dalam PTK
merujuk pada proses belajar mengajar (PBM ).
Dengan merujuk pada tiga kata kunci tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas bersama Lebih lanjut Suharsimi (2006:4) menyebutkan istilah
Penelitian Tindakan Kelas dipahami sebagai Penelitian Tindakan.
Pengertian tentang Penelitian Tindakan Kelas diajukan oleh
banyak ahli, namun dalam modul ini hanya beberapa pendapat ahli saja yang akan
dikemukakan. Hopkin (1993: 1), mengemukakan bahwa, penelitian tindakan kelas
adalah tindakan yang diambil guru untuk meningkatkan dirinya atau teman
sejawatnya untuk menguji asumsi-asumsi teori pendidikan di dalam praktik, atau
mempunyai makna sebagai evaluasi dan implementasi keseluruhan prioritas
sekolah. Guru dalam melaksanakan penelitian kelas pada dasarnya memperluas
perannya termasuk di dalamnya melakukan refleksi kritis terhadap tugas
profesionalnya. Dengan demikian, guru yang melakukan penelitian di dalam kelas
atau menyangkut praktik pembelajaran, guru dapat meningkatkan tanggungjawabnya
terhadap praktik yang mereka lakukan, dan menciptakan lingkungan yang lebih
dinamis dan menarik dalam praktik pembelajaran.
Lewin (1947) dalam Hopkin (1993) menyatakan definisi
penelitian tindakan sebagai tiga tahap proses spiral tentang: (1) perencanaan
yang meliputi penelitian pendahuluan ( reconnaissance ), (2) pengambilan
tindakan, dan (3) pengambilan data ( fact-finding ) tentang hasil tindakan yang
dilakukan. Sedangkan Corey (1953) menyatakan penelitian tindakan merupakan
proses yang dilakukan oleh praktisi dalam usahanya untuk mempelajari masalah
yang ditemuinya dalam melaksanakan tugas secara ilmiah untuk pembimbingan,
perbaikan, dan pengevaluasian keputusan dan tindakannya. Glickman (1992) merumuskan
penelitian tindakan dalam pendidikan sebagai studi yang dilakukan teman sejawat
di sekolah sebagai hasil dari aktivitas yang dilakukannya untuk memperbaiki
pengajaran. Calhoun (1994) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah cara
yang menarik ( fancy ) untuk mengajak mempelajari hal-hal yang terjadi di dalam
sekolah dan menentukan cara membuat suasana menjadi lebih baik. Carr dan Kemmis
(1996) mengenalkan istilah Educational Action Research , yang selanjutnya
dikenal dengan nama C lassroom Action Reseach (CAR/ Penelitian Tindakan Kelas )
. Penelitian Tindakan Kelas muncul sebagai reaksi terhadap kekurangpedulian
peneliti pendidikan terhadap masalah-masalah nyata yang dialami guru di dalam
kelas. Selama ini penelitian-penelitian pendidikan kurang banyak bermanfaat,
karena bersifat abstrak, teoritis, dan kurang tampak hasilnya di sekolah. Dalam
penelitian-penelitian pendidikan, guru kurang dilibatkan, sering kali guru
dijadikan obyek penelitian, guru yang diteliti tidak pernah mendapat balikan tentang
berhasil tidaknya pembelajaran yang ia lakukan. Sedangkan Rustam Mundilarto
(2004:1) mengemukakan bahwa PTK adalah sebuah mengemukakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan,
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Berdasarkan berbagai definisi yang diajukan oleh berbagai
ahli tentang penelitian tindakan (kelas atau di dalam pendidikan), dapat kita
kemukakan bahwa pada dasarnya semua definisi tersebut menyebutkan tentang
tindakan yang dilakukan di dalam pembelajaran, dilakukan oleh guru dan teman
sejawatnya, bertujuan untuk memperbaiki keputusan dan/atau tindakan yang
dilakukan sebelumnya. Penelitian tindakan dikenal dengan beberapa nama,
diantaranya penelitian participatory, inkuiri kolaborasi, penelitian
emansipatory dan action learning , perbedaannya terletak pada temanya.
Secara sederhana, penelitian tindakan merupakan learning by
doing , dimana sekelompok orang mengindentifikasi masalah, melakukan sesuatu
kegiatan untuk melakukan pemecahan masalah, mengkaji keberhasilan upaya-upaya
mereka, dan jika tidak memuaskan, mereka mencoba melakukan pemecahaan masalah
kembali. ( O'Brien, 1998:2)
Dari berbagai pengertian di atas, maka penelitian tindakan
dalam kontek pendidikan dan atau dalam konteks pembelajaran dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Penelitian tindakan dalam konteks pembelajaran dikenal
dengan nama Penelitian Tindakan Kelas PTK), yaitu suatu upaya dari berbagai
pihak terkait, khususnya guru sebagai pengajar untuk meningkatkan atau
memperbaiki proses belajar mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau
pembelajaran itu sendiri. Masalah penelitiannya bersumber dari lingkungan kelas
yang dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki, dievaluasi, dan akhirnya
dibuat suatu keputusan dan dilaksanakan suatu tindakan untuk memperbaiki
masalah yang ditemukan dalam pembelajaran tersebut.
Jadi sebenarnya penelitian tindakan itu secara alamiah telah
dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Namun demikian,
hal itu tidak secara otomatis dapat dikatakan penelitian tindakan, sebab ciri
utama penelitian tindakan terletak pada perencanaan yang matang.
sumber
B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Setiap penelitian memiliki ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dari penelitian lainnya. Dari beberapa literatur yang sangat
terbatas, penulis mengidentifikasi beberapa karakteristik Penelitian Tindakan
Kelas, yaitu sebagai berikut.
• Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus
berasal dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh
guru. Permasalahan penelitian hendaknya bersifat konstektual dan spesifik.
• Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan/memperbaiki
praktik-praktik pembelajaran secara langsung daripada menghasilkan pengetahuan.
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berlingkup mikro,
dilakukan dalam lingkup kecil, bisa satu kelas atau beberapa kelas di suatu
sekolah tertentu, sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sampel.
Istilah sampel dan pupulasi tidak diperlukan dalam PTK ini, karena hasil PTK
tidak untuk digeneralisasikan.
• Hasil temuan PTK adalah pemahaman mendalam mengenai
kehidupan kelas.
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat praktis dan
langsung relevan untuk situasi yang aktual di dalam dunia kerja atau dunia
pendidikan.
• Pada PTK, peneliti sebagai guru tetap melaksanakan
tugasnya sehari-hari mengajar di kelas dan guru sebagai peneliti dapat
melakukan perubahan-perubahan atau pemecahan masalah untuk perbaikan atau
peningkatan pembelajaran.
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk jenis penelitian
terapan yang melibatkan peneliti secara aktif mulai dari pembuatan rancangan
penelitian, rencana tindakan, sampai pada penerapannya dengan modifikasi
intervensi yang sesuai dengan perkembangan kelas.
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat fleksibel dan
adaptif, membolehkan peneliti mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa
penelitian dan mengorbankan kontrol demi kepentingan pelaksanaan on the spot
experimentation dan inovasi.
• Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dilaksanakan secara
kolaboratif, yaitu kerja sama antara teman sejawat, atau kepala sekolah, dan
pakar pendidikan, untuk berbagi kepakaran dan atas pemahaman terhadap kelebihan
masing-masing. PTK dapat juga dilakukan secara individual (oleh seorang
peneliti), dan atau dalam bentuk tim.
10.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan
langkah-langkah berupa siklus yang sistematis, dengan urutan dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan penelitian tindakan kelas banyak dikemukakan oleh
banyak ahli, namun berikut ini hanya beberapa pendapat yang dikemukakan. Hopkin
(1993:44) mengemukakan tujuan PTK adalah untuk: (1) memberikan kontribusi
terhadap pemecahan permasalahan praktis dan pengembangan keprofesian guru (
terutama dalam menerapkan teori ke dalam praktik mengajar); (2) untuk
memberikan pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang akan memberikan kepekaan
kepada guru bagaimana siswanya belajar dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan
Mc Niff (1992) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk perbaikan. Kata
perbaikan di sini mengacu dan memiliki konteks proses pembelajaran di kelas.
Dengan demikian tujuan utama dari PTK adalah untuk peningkatan dan atau
perbaikan praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.
Suyanto (1996) menjelaskan bahwa PTK merupakan salah satu
cara yang strategis bagi guru untuk meningkatkan diri atau memperbaiki layanan
pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat tercapai
apabila guru melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai
persoalan pembelajaran di kelas. Tujuan iringan dari PTK ini adalah terjadinya
proses latihan bagi guru dalam jabatan selama proses penelitian tindakan
berlangsung. Zainal Aqib (2006:18) mengemukakan juga bahwa PTK merupakan cara
yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus
diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas
program sekolah secara keseluruhan. Dengan demikian, guru akan mendapatkan
banyak pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran , dan bukan
bertujuan untuk mendapatkan ilmu baru.
D. Kegunaan Penelitian Tindakan Kelas
Apabila guru melaksanakan penelitian tindakan kelas, guru
akan banyak memperoleh manfaat. Manfaat dari PTK antara lain adalah sebagai
berikut.
• Inovasi Pembelajaran
Guru perlu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan
gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan kelasnya. Setiap tahun, Guru akan selalu berhadapan
dengan siswa yang berbeda, karena itu, jika guru melakukan PTK yang dimulai
dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan pemecahannya sendiri, maka secara
tidak langsung ia telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.
• Peningkatan Profesionalisme Guru
Mc Niff (1992:9) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang
untuk terbuka pada pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian
tindakan-tindakan dalam PTK merupakan pendidikan bagi guru dan secara tidak
langsung dapat meningkatkan keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di
kelas.
Guru yang profesional akan selalu mengkaji dan melakukan
penilaian secara kritis terhadap praktik pembelajarannya. Apabila guru melihat
kinerjanya sendiri, dan ia merefleksikan apa yang telah dilakukannya, lalu ia
memperbaikinya, maka pada akhirnya guru akan mendapatkan otonominya secara
profesional.
@http://www.p4tkipa.org/
A. Penyusunan
Proposal / Usulan Penelitian Tindakan Kelas
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana
penelitian umumnya disebut proposal atau usulan penelitian. Dengan demikian
usulan penelitian merupakan langkah pertama dari kerja penelitian. Pada umumnya
proposal PTK terdiri atas komponen-komponen berikut.
1. Judul PTK
Judul dinyatakan dengan kalimat sederhana, namun tampak
jelas maksud tindakan yang akan dilakukan dan di mana penelitian dilaksanakan,
jika diperlukan cantumkan semester/tahun ajaran.
Berikut contoh judul PTK:
• Penggunaan Model
Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat Untuk Melatihkan Keterampilan Teknologi
Pada Kegiatan Rancang Bangun Karya Listrik di Kelas V SD.
• Penggunaan Alat
Peraga APIUK Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lambang
Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP.
• Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada Siswa Kelas XI Mata Pelajaran Biologi.
• Peningkatan
Keterampilan Menginfer dan Menginterpretasikan Data Dalam Pelajaran IPA di SMP
Pada Topik Perpindahan Energi Dengan Model Pembelajaran Induktif.
2. Bab Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisikan tentang penjelasan:
a Latar belakang
Dalam latar belakang dijelaskan kondisi objektif yang
mengharuskan dilaksanakannya PTK. Kondisi ini merupakan hasil identifikasi guru
terhadap masalah pembelajaran yang dilaksanakan. Masalah yang diteliti
benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi dan mendesak untuk dipecahkan,
serta dapat dilaksanakan ditinjau dari ketersedian waktu, biaya, daya dukung
lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. Di samping itu, kemukakan
kondisi pembelajaran yang seharusnya dilakukan dan kondisi yang ada sehingga
jelas terdapat kesenjangan yang merupakan masalah yang menuntut untuk dicari
solusinya melalui PTK. Secara garis besar dikemukakan juga tindakan yang akan
dilakukan pada subjek pelaku tindakan dan menjelaskan mengapa tindakan tersebut
diberikan. Pada bagian pendahuluan, penulis boleh sedikit menyinggung teori
yang melandasi diajukannya ide atau gagasan untuk mengatasi masalah.
b Perumusan Masalah
Rumuskan masalah dalam bentuk rumusan penelitian tindakan
kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat
tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan.
Contoh rumusan masalah:
Judul PTK
Rumusan Masalah
Penggunaan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat
Untuk Melatihkan Keterampilan Teknologi Pada Kegiatan Rancang Bangun Karya/Alat
Listrik di Kelas V SD. Apakah
penerapan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat dapat melatihkan
keterampilan teknologi pada kegiatan rancang bangun karya/ Alat Listrik pada
siswa kelas V SD?
Penggunaan Alat Peraga APIUK Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester
1 SMP Apakah penggunaan Alat
Peraga APIUK dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Lambang
Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP?
Peningkatan Keterampilan Menginfer dan Menginter-pretasikan
Data D alam Pelajaran IPA di SMP Pada Topik Perpindahan Energi Dengan Model
Pembelajaran Induktif. Bagaimanakah
cara meningkatkan keterampilan siswa dalam menginfer dan menginterpretasikan
data pada topik Perpindahan Energi melalui model Pembelajaran Induktif?
Pada awalnya, mengidentifikasi masalah adalah sulit, namun
ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu kita dalam mengidentifikasi masalah
PTK. Hopkins (1993:63) mengemukakan beberapa pertanyaan untuk membantu
memfokuskan permasalahan, yaitu:
• Apa yang sekarang
sedang terjadi?
• Apakah yang sedang
berlangsung itu mengandung permasalahan?
• Apa yang dapat saya
lakukan untuk mengatasinya?
• Apakah yang ingin
saya perbaiki?
• Adakah gagasan yang
ingin saya cobakan di kelas saya?
Setelah terindentifikasi fokus masalah PTK, untuk membantu
menentukan masalah yang akan dipilih, jawablah pertanyaan berikut:
• Apakah dengan fokus
tersebut anda dapat memperbaikinya?
• Apakah orang lain
juga merasakan hal yang kurang beres itu?
• Apakah anda merasa
kebingungan dengan apa yang ditemukan?
• Apakah anda semakin
terdorong untuk mencari solusi untuk permasalahan itu?
Rumusan masalah hendaknya juga memberikan informasi tentang
what (apa yang dipermasalahkan; who( siapa yang terlibat sebagai objek
masalah); where (dimana terjadinya masalah); when (kapan terjadinya masalah);
dan how (bagaimana penyimpangan).
Berikut ini contoh masalah yang bersifat umum:
�Minat
belajar siswa terhadap pelajaran IPA rendah�
Dari masalah yang bersifat umum di atas, dapat dispesifikkan
sebagai berikut:
�
Lebih dari 70% minat dan aktivitas siswa kelas VII SMP SEDEC Bandung pada tahun
2007 terhadap pelajaran IPA rendah�.
Dari masalah di atas dapat ditelusuri hal-hal berikut:
• Apa yang menjadi
masalah? ( minat dan aktivitas siswa terhadap pelajaran IPA )
• Siapa yang
mengalami masalah? ( siswa kelas VII)
• Di mana masalah itu
terjadi? ( di kelas VII SMP SEDEC Bandung)
• Kapan masalah itu
terjadi? ( tahun 2007)
• Berapa banyak siswa
yang mengalami masalah? ( lebih dari 70%)
c Pemecahan Masalah
Pada bagian ini uraikan alternatif tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian
tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pada akar
penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan terarah.
Untuk mencari akar penyebab timbulnya masalah dapat ditelaah
dengan menjawab beberapa pertanyaan, misalnya:
• Bagaimanakah
suasana belajar siswa dalam pelajaran IPA?
• Apakah
metode/pendekatan/model pembelajaran yang digunakan guru menarik?
• Apakah pembahasan
mata pelajaran IPA menyentuh lingkungan siswa sehari-hari?
Dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diduga menjadi akar
masalah, anda dapat menentukan alternatif pemecahan masalah.
d Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan proses yang akan dilakukan atau
kondisi yang dinginkan setelah dilaksanakannya PTK. Tuliskan tujuan penelitian
yang ingin dicapai secara singkat dan jelas dengan mengacu pada permasalahan
penelitian dan dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.
Contoh:
Judul
Permasalahan
Tujuan
Penggunaan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat
Untuk Melatihkan Keterampilan Teknologi Pada Kegiatan Rancang Bangun Karya/Alat
Listrik di Kelas V SD. Apakah
penerapan Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dapat melatihkan
keterampilan teknologi pada kegiatan rancang bangun karya/ Alat Listrik pada
siswa kelas V SD? Ingin
mengetahui:
• Keterlaksanaan
model pembelajaran STM dalam melatihkan keterampilan teknologi pada kegiatan
rancang bangun karya/ Alat Listrik pada siswa kelas V SD.
•
Keterampilan-keterampilan teknologi apa saja yang muncul dan dapat
dilatihkan pada pembelajaran rancang bangun karya Listrik di SD kelas VI dengan
model pembelajaran STM
Penggunaan Alat Peraga APIUK Untuk Mening-katkan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII
Semester 1 SMP Apakah
penggunaan Alat Peraga APIUK dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Lambang Unsur dan Rumus Kimia di Kelas VII Semester 1 SMP? •
Ingin mengetahui seberapa tinggi hasil penguasaan siswa terhadap materi
lambang unsur dan rumus kimia dengan menggunakan alat peraga APIUK.
• Ingin memperoleh
pendapat (kesan dan respon) siswa tentang pelaksanaan pembela-jaran lambang
unsur dan rumus kimia dengan menggunakan alat peraga APIUK
Peningkatan Keterampilan Menginfer dan Menginterpretasikan
Data Dalam Pelajaran IPA di SMP Pada Topik Perpindahan Energi Dengan Model
Pembelajaran Induktif. Bagaimanakah
cara meningkatkan keterampilan siswa dalam menginfer dan menginterpretasikan
data pada topik Perpindahan Energi melalui model Pembelajaran Induktif? •
Meningkatkan keterampilan siswa dalam menginfer dan menginterpretasikan
data
• Meningkatkan hasil
belajar siswa
e Manfaat Hasil
penelitian
Pada bagian ini uraikan kontribusi hasil penelitian baik
dari segi pengembangan teori (tapi tidak terlalu ambisius) dan praktik terhadap
pengembangan kualitas pembelajaran sehingga tampak manfaatnya bagi guru dan
siswa, maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang
akan dihasilkan dari penelitian ini.
3. Kajian Teori/Kajian Pustaka
Pada bagian ini diuraikan dengan jelas kajian-kajian teori
yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam penelitian dan mendasari usulan
proposal PTK. Di samping teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan
dicari solusinya, kemukakan juga temuan dan atau hasil/bahan penelitian lain
yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan.
Kajian pustaka juga digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang
akan dgunakan dalam penelitian.
4. Metode Penelitian (Rencana dan Prosedur Penelitian)
Pada bagian ini diuraikan secara jelas seting penelitian yang
akan dilakukan. Kemukakan subjek penelitian, waktu, lamanya tindakan, serta
lokasi penelitian secara jelas . Contoh: subjek penelitian adalah siswa kelas
VI SDN 58 Bandung berjumlah 40 orang terdiri atas 20 orang siswa laki-laki dan
20 orang siswa perempuan dengan tingkat kemampuan siswa rata-rata. Penelitian
akan dilakukan pada bulan Januari s. d April tahun 2007.
Prosedur atau rencana tindakan dituliskan secara rinci mulai
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi serta evaluasi.
Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator
keberhasilan yang dicapai setiap siklus sebelum pindah ke siklus berikutnya.
Jumlah siklus sebaiknya lebih dari satu. Untuk dapat membantu menyusun bagian
ini, disarankan untuk menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu
tabel. Contohnya sebagai berikut.
Contoh Pokok-pokok Rencana Kegiatan
Siklus I
Refleksi awal
Perencanaan
• Menganalisis hasil
pembelajaran dengan pada topik tertentu
• Identifikasi
masalah yang terjadi , menyusun hipotesis tindakan
• Mendiskusikan apa
yang harus disiapkan
• Merencanakan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM
• Menentukan materi
pokok
• Mengembangkan
skenario pembelajaran dengan model pembelajaran
• Menyusun LKS
• Menyiapkan sumber
belajar
• Mengembangkan
format/instrumen evaluasi
• Mengembangkan
format observasi
Tindakan • Menerapkan tindakan mengacu pada skenario
pembelajaran
Observasi • Melakukan observasi dengan menggunakan format
observasi
• Menilai hasil
tindakan
Refleksi • Melakukan evaluasi dari setiap macam tindakan
yang telah dilakukan
• Mendiskusikan hasil
evaluasi
• Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi
Siklus II
Perencanaan
• Identifikasi
masalah yang muncul dari perlakuan pada siklus 1
• Penetapan
alternatif pemecahan masalah
• Pengembangan
program tindakan II
Tindakan • Pelaksanaan program tindakan II
Observasi • Melakukan observasi terhadap pelaksanaan
program tindakan II dengan menggunakan format observasi
• Menilai hasil
tindakan
Refleksi • Melakukan evaluasi dari setiap macam program
tindakan II yang telah dilakukan
• Mendiskusikan hasil
evaluasi
Siklus berikutnya
dst Dst
Sumber: Suhardjono: (2006: 70-71)
Di dalam bagian metodologi juga diuraikan prosedur
pengumpulan data yang mencakup teknik pengumpulan data (apakah menggunakan
teknik wawancara, tes, dokumen, observasi, dll), instrumen yang digunakan,
serta cara mengolah data.